
Sumber: freepik.com
Hai sobat Lapak Warta! Sempat tidak kalian bingung, mengapa sih mayoritas rumah, terlebih di Indonesia, atapnya berupa segitiga? Wujud yang satu ini memanglah telah jadi panorama alam universal di perumahan, pedesaan, apalagi gedung- gedung sekolah. Tetapi, di balik wujudnya yang klasik itu, nyatanya terdapat alibi logis serta fungsional yang buat wujud segitiga senantiasa jadi opsi utama para arsitek serta tukang bangunan.
Atap Segitiga Bukan Semata- mata Gaya
Walaupun nampak estetik, atap segitiga bukan semata- mata soal tampilan. Wujud ini dirancang dengan memikirkan bermacam aspek, mulai dari hawa, struktur bangunan, sampai efisiensi pemakaian material. Jadi, dapat dibilang desain segitiga bukan tren sembarangan, tetapi hasil perhitungan matang.
Mengalirkan Air Hujan Lebih Cepat
Salah satu keunggulan utama dari atap berupa segitiga merupakan kemampuannya mengalirkan air hujan dengan kilat. Sebab permukaannya miring, air tidak menggenang di atas atap, melainkan langsung turun ke tanah ataupun ke saluran pembuangan. Perihal ini sangat berarti di negeri tropis semacam Indonesia yang kerap dilanda hujan deras.
Lebih Tahan Angin serta Beban
Desain atap segitiga pula lebih tahan terhadap tekanan angin. Angin hendak mengalir menjajaki kemiringan atap, bukan menabrak langsung semacam pada atap datar. Tidak hanya itu, struktur segitiga diketahui kokoh serta kuat, sanggup menahan beban berat semacam genteng, hujan, ataupun apalagi susunan salju di wilayah tertentu.
Menolong Perputaran Udara
Wujud segitiga umumnya menyisakan ruang kosong di dasar atap, yang diketahui selaku loteng ataupun langit- langit besar. Ruang ini sangat menolong dalam perputaran hawa, sehingga hawa panas dari dasar dapat naik ke atas serta membuat ruangan jadi lebih sejuk, paling utama di siang hari.
Efisiensi Bayaran serta Material
Dibandingkan wujud atap yang rumit, segitiga malah lebih efektif dari segi pemakaian material. Proses pembuatannya pula lebih kilat serta tidak membutuhkan struktur bonus yang ribet. Jadi, tidak hanya kokoh serta fungsional, atap segitiga pula lebih hemat dalam perihal bayaran pembangunan.
Estetika yang Universal
Tidak dapat dipungkiri, wujud atap segitiga pula nampak lebih sering di dengar serta ramah. Style ini telah digunakan semenjak era dahulu serta jadi simbol” rumah” di bermacam budaya. Apalagi foto rumah yang terbuat kanak- kanak juga tentu atapnya segitiga. Maksudnya, wujud ini telah sangat menempel di benak banyak orang selaku representasi dari tempat tinggal yang aman.
Gampang Dalam Perawatan
Sebab air tidak menggenang serta kotoran gampang terbawa air hujan, atap segitiga relatif lebih gampang dirawat. Kalian tidak butuh sering- sering naik ke atap buat mensterilkan lumut ataupun air yang tergenang. Perihal ini pasti membuat umur gunakan atap lebih panjang serta sedikit kebocoran.
Sesuai buat Bermacam Tipe Bangunan
Atap segitiga dapat disesuaikan dengan bermacam desain rumah, mulai dari minimalis sampai tradisional. Fleksibilitas wujudnya membuat banyak arsitek senantiasa menjadikannya selaku opsi utama buat bermacam proyek, baik rumah tinggal, ruko, ataupun bangunan universal.
Adaptif dengan Hawa Indonesia
Indonesia mempunyai 2 masa: hujan serta kemarau. Di masa hujan, atap segitiga melindungi dari genangan air. Di masa kemarau, struktur miring serta ruang perputaran udaranya menolong melindungi temperatur rumah senantiasa aman. Wujud ini betul- betul sesuai dengan kebutuhan hawa tropis kita.
Kesimpulan
Atap berupa segitiga bukan semata- mata opsi estetika, tetapi ialah hasil dari pertimbangan fungsional serta teknis yang matang. Wujud ini efisien mengalirkan air, tahan terhadap angin, memperlancar perputaran hawa, sampai gampang dirawat. Tidak heran bila hingga saat ini wujud atap segitiga senantiasa jadi andalan dalam dunia konstruksi rumah di bermacam belahan dunia, tercantum Indonesia.