Lapak Warta – Antonio Costa, mantan Perdana Menteri Portugal yang akan mulai menjabat sebagai Presiden Dewan Uni Eropa pada 1 Desember, menyampaikan komitmennya untuk segera menghubungi Presiden terpilih AS, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, setelah resmi menjabat. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol, El Pais, Costa mengungkapkan niatnya untuk memulai dialog penting dengan kedua pemimpin tersebut, dengan tujuan memperkuat hubungan antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Ukraina.
Costa menjelaskan bahwa komunikasi dengan Trump akan difokuskan pada kepentingan bersama antara Eropa dan Amerika Serikat. Sebagai sekutu dan mitra strategis, dia percaya bahwa Uni Eropa dan AS memiliki banyak kesamaan dalam menghadapi tantangan global. “Kami adalah sekutu, mitra, dan teman. Saya yakin kami akan menemukan cara komunikasi yang baik ketika saya mengunjungi Gedung Putih,” ujar Costa. Komitmen ini menunjukkan keinginan Costa untuk mempererat hubungan transatlantik, yang dipandang penting dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi global.
Selain itu, Costa juga menegaskan rencananya untuk mengunjungi Presiden Zelenskyy di Ukraina dalam waktu dekat. Dalam pernyataannya, Costa menekankan bahwa Uni Eropa tetap teguh dalam mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. “Kami akan tetap bersama Ukraina selama diperlukan,” kata Costa, yang menekankan bahwa Uni Eropa akan terus memberikan dukungan penuh kepada Ukraina, baik dalam hal bantuan kemanusiaan, politik, maupun ekonomi.
Komitmen Costa untuk mendukung Ukraina juga sejalan dengan kebijakan luar negeri Uni Eropa yang semakin mendalam dalam memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga, khususnya Ukraina, yang tengah berjuang menghadapi invasi Rusia. Dalam hal ini, Costa berjanji untuk terus mendorong kebijakan yang lebih proaktif dalam mendukung kedaulatan Ukraina di panggung internasional.
Pada saat yang sama, pada Rabu (27/11), komposisi baru para Komisaris Uni Eropa disetujui, dengan Ursula von der Leyen tetap menjabat sebagai Presiden Komisi Eropa, sementara Kaja Kallas dipilih sebagai Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa yang baru. Keputusan ini mencerminkan kesinambungan dalam kebijakan luar negeri Uni Eropa dan menunjukkan kesiapan untuk mengatasi tantangan internasional, termasuk yang dihadapi Ukraina dan ketegangan dengan Rusia.
Kepemimpinan Costa di Uni Eropa muncul setelah pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Portugal pada akhir 2023, yang terjadi setelah terjadinya skandal korupsi yang melibatkan beberapa anggota pemerintahannya. Meski demikian, perjalanan Costa dalam dunia politik tetap dilihat sebagai salah satu yang penuh dengan prestasi, termasuk peranannya dalam membangun pertumbuhan ekonomi Portugal dan memperjuangkan stabilitas di Eropa.
Ke depan, Costa diharapkan dapat memainkan peran penting dalam menjaga hubungan yang solid antara Uni Eropa, AS, dan Ukraina, serta membantu membentuk kebijakan yang responsif terhadap dinamika global yang terus berubah. Langkah pertama dalam posisinya sebagai Presiden Dewan Uni Eropa adalah memperkuat kerjasama internasional dengan dua negara kunci ini.