Kebijakan pembebasan visa antara China dan Malaysia telah menunjukkan dampak positif, tidak hanya dalam sektor pariwisata, tetapi juga dalam memperkuat hubungan antar masyarakat kedua negara. Menurut Roslan Abdul Rahman, Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia, kebijakan ini telah memainkan peran penting dalam mendorong peningkatan jumlah wisatawan China yang datang ke Malaysia. Pada Kamis (28/11), Roslan menyampaikan bahwa sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024, Malaysia telah menerima 2,69 juta wisatawan asal China, angka yang melonjak hingga 144 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan China ini menegaskan efektivitas kebijakan bebas visa yang diterapkan oleh China untuk warganya yang berkunjung ke Malaysia. Hal ini juga menunjukkan bahwa sektor pariwisata Malaysia semakin diperkuat oleh kedekatan antarnegara dan kebijakan yang memudahkan perjalanan antar kedua negara. Selain itu, kebijakan ini turut membuka peluang lebih besar bagi kerjasama bilateral yang saling menguntungkan antara Malaysia dan China dalam berbagai sektor, terutama dalam bidang pariwisata, budaya, dan ekonomi.
Roslan juga menekankan bahwa kebijakan ini tidak hanya berkontribusi pada sektor pariwisata, tetapi juga memperkuat hubungan sosial antara masyarakat Malaysia dan China. Melalui kebijakan bebas visa ini, lebih banyak warga negara China dapat mengunjungi Malaysia untuk menikmati berbagai tempat wisata, serta berinteraksi dengan budaya lokal yang kaya. Ini membuka kesempatan bagi Malaysia untuk meningkatkan daya tariknya sebagai destinasi wisata unggulan di kawasan Asia Tenggara, terutama dengan memperkenalkan lebih banyak atraksi budaya dan kuliner yang menarik bagi wisatawan internasional.
Menanggapi pencapaian ini, Roslan juga berbicara tentang posisi Malaysia sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang akan dimulai pada Januari 2025. Ia mengungkapkan optimisme bahwa kepemimpinan Malaysia di ASEAN akan membawa dampak positif tidak hanya pada hubungan negara-negara anggota ASEAN, tetapi juga akan mempererat kerja sama antara Malaysia dan China. Dengan platform ASEAN, Malaysia berencana untuk lebih aktif berinteraksi dengan mitra-mitra regional seperti China, guna memperluas kolaborasi dalam berbagai sektor, termasuk pariwisata, perdagangan, dan investasi.
Pada awal 2025, Malaysia akan memegang keketuaan ASEAN untuk tahun pertama dalam dua periode kepemimpinan berturut-turut. Roslan mengungkapkan harapannya bahwa kepemimpinan Malaysia akan mengarah pada peningkatan arus wisatawan tidak hanya dari China tetapi juga dari negara-negara ASEAN lainnya. Ia berharap, melalui kerja sama yang erat antarnegara anggota ASEAN, Malaysia dapat memperkuat posisinya sebagai tujuan wisata utama bagi wisatawan internasional.
Selain itu, kebijakan pembebasan visa ini juga mencerminkan hubungan bilateral yang semakin erat antara China dan Malaysia. Kedua negara telah lama menikmati hubungan diplomatik yang baik, dan kebijakan ini semakin mempererat hubungan tersebut, memberikan manfaat langsung kepada sektor pariwisata, serta menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar bagi Malaysia. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan China, diharapkan sektor ekonomi yang bergantung pada pariwisata juga akan mengalami dampak positif yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, kebijakan pembebasan visa antara China dan Malaysia telah memberikan dorongan besar terhadap sektor pariwisata kedua negara, dengan peningkatan kunjungan wisatawan China yang signifikan. Kebijakan ini tidak hanya menguntungkan industri pariwisata, tetapi juga memperkuat hubungan antar masyarakat dan mendorong kerja sama bilateral yang lebih erat antara kedua negara. Melalui kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada tahun 2025, diharapkan dapat lebih mempererat hubungan antarnegara anggota, serta memperkuat posisi Malaysia sebagai tujuan wisata utama di Asia Tenggara.