5 Januari 2025
Palestina Desak Liga Arab Adakan Pertemuan Darurat

Lapak Warta – Pada Jumat (29/11), Palestina mengajukan permintaan kepada Liga Arab untuk segera menggelar pertemuan darurat, menanggapi serangan brutal yang dilakukan oleh Israel di Gaza Utara. Kejadian tragis tersebut mengakibatkan hampir 100 warga Palestina tewas hanya dalam waktu 24 jam, dengan lebih dari 75 di antaranya meninggal akibat serangan udara yang menghantam dua rumah di Beit Lahia. Peristiwa ini menambah daftar panjang pembantaian yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Kepresidenan Palestina, yang menekankan pentingnya pengakuan internasional atas serangan yang dianggap sebagai agresi genosida oleh Israel. “Kami mendesak Liga Arab untuk mengadakan pertemuan darurat di tingkat Menteri Luar Negeri untuk menangani agresi Israel yang semakin mengarah pada pengusiran paksa dan kelaparan yang menghantui rakyat Palestina,” demikian pernyataan dari Kepresidenan Palestina yang dikutip oleh kantor berita Wafa.

Kepresidenan Palestina juga memperingatkan bahwa kebijakan Israel bertujuan memisahkan Gaza Utara dari wilayah Palestina lainnya. Salah satu strategi yang digunakan oleh Israel, menurut mereka, adalah menciptakan kelaparan sebagai senjata untuk memaksa warga Palestina meninggalkan tanah dan rumah mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Gaza Utara telah dikepung, dengan akses ke bantuan kemanusiaan yang sangat terbatas, memaksa lebih dari 80.000 orang berada dalam kondisi darurat kelaparan.

Sementara itu, kelompok perjuangan Palestina, Hamas, juga mengutuk tindakan Israel dan menyebutnya sebagai bagian dari upaya genosida yang lebih besar di Gaza. Hamas menyerukan agar masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), segera bertindak untuk menghentikan blokade dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza Utara. Hamas juga mengkritik ketidakmampuan komunitas internasional dalam menanggapi kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.

Menurut laporan pertahanan sipil Gaza, sebanyak 100 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, dengan mayoritas korban jatuh di Gaza Utara. Di Beit Lahia, serangan udara Israel menghancurkan rumah-rumah milik dua keluarga, Ahmad dan Al-Baba, yang mengakibatkan lebih dari 75 orang tewas. Selain itu, serangan-serangan juga menyasar wilayah Jabalia dan area lain di Gaza Utara, menambah jumlah korban jiwa.

Sejak dimulainya operasi militer besar-besaran Israel di Gaza Utara pada bulan lalu, yang bertujuan untuk menghancurkan kekuatan Hamas, hampir tidak ada bantuan kemanusiaan yang dapat masuk ke wilayah tersebut. Keadaan ini menyebabkan kekurangan pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina, yang kini menghadapi ancaman kelaparan akut.

Berdasarkan data otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 2.700 orang telah tewas di Gaza Utara sejak serangan dimulai, dan lebih dari 44.300 orang telah kehilangan nyawa di seluruh Gaza sejak konflik Israel-Palestina meningkat pada Oktober 2023. Serangan tersebut telah mengakibatkan penghancuran besar-besaran dan membuat wilayah tersebut hampir tidak layak huni.

Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait serangan brutal di Gaza.

Dengan semakin meningkatnya jumlah korban jiwa dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina, seruan dari Palestina kepada Liga Arab untuk mengadakan pertemuan darurat menjadi semakin mendesak. Dunia internasional kini dihadapkan pada dilema besar dalam menanggapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza, di tengah upaya untuk mengakhiri kekerasan yang terus berlanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *