12 Januari 2025
pelepasan nyamuk steril di Guangzhou China

Lapak Warta – Sebagai upaya untuk mengatasi penyebaran demam berdarah dengue (DBD), kota Guangzhou di China selatan menerapkan metode inovatif dengan melepaskan nyamuk steril ke alam bebas. Program ini bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk Aedes albopictus yang menjadi pembawa penyakit DBD. Guangzhou, yang terletak di kawasan subtropis dengan cuaca panas dan lembap, menyediakan kondisi yang sangat mendukung bagi pertumbuhan populasi nyamuk tersebut, menjadikannya sebagai titik fokus bagi upaya pengendalian penyakit ini.

Sejak 18 November, yang menandai awal musim gugur setelah musim panas yang panjang, kota ini telah memperkenalkan pendekatan baru dengan melepaskan nyamuk jantan Aedes albopictus yang telah disterilkan menggunakan bakteri Wolbachia. Program ini dimulai di Desa Xiashi, sebuah daerah yang telah lama menjadi lokasi uji coba untuk metode pengendalian ini.

Menurut Qian Wei, seorang peneliti dari tim China yang pertama kali menerapkan metode ini, DBD umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Sementara metode tradisional pengendalian nyamuk biasanya menargetkan nyamuk dewasa, larva, dan pupa, nyamuk telur yang dapat bertahan lama dalam kondisi dorman menjadikan pengendalian konvensional kurang efektif. Oleh karena itu, tim Qian memilih untuk mengendalikan populasi nyamuk dengan memperkenalkan nyamuk jantan yang tidak dapat berkembang biak.

Nyamuk-nyamuk jantan ini telah disterilkan di fasilitas pengolahan nyamuk di Guangzhou dan kemudian dilepaskan ke alam untuk kawin dengan nyamuk betina liar. Namun, karena nyamuk jantan tersebut tidak menggigit atau menghisap darah, mereka tidak menyebarkan penyakit, dan kawin mereka dengan nyamuk betina menghasilkan telur yang tidak dapat menetas, yang secara efektif mengurangi jumlah populasi nyamuk Aedes albopictus.

Proses pelepasan nyamuk ini sebagian besar dilakukan dengan menggunakan drone untuk menebarkan nyamuk ke area yang luas. Di samping itu, para peneliti juga menggunakan perangkap nyamuk dan ovitrap untuk memantau keberadaan serta kepadatan nyamuk, yang memungkinkan mereka untuk menganalisis efek dari program ini dengan lebih baik.

Hasil uji coba yang dilakukan di Desa Xiashi menunjukkan penurunan populasi nyamuk Aedes albopictus yang signifikan, dengan tingkat pengendalian mencapai 98%. Selain itu, desa tersebut juga melaporkan bahwa mereka tidak lagi perlu menggunakan pestisida untuk mengendalikan nyamuk, menjadikan lingkungan di desa tersebut lebih aman dan ramah lingkungan bagi penduduknya.

Zhu Jieyong, direktur komite desa Xiashi, mengungkapkan bahwa selama tujuh tahun terakhir, tidak ada satu pun kasus DBD yang tercatat di desa tersebut. Hal ini membuktikan keberhasilan metode pengendalian nyamuk steril ini dalam mencegah penyebaran penyakit.

Sebelumnya, Desa Xiashi sering melaporkan puluhan kasus DBD setiap tahunnya, tetapi setelah penerapan metode ini, tingkat kejadian penyakit menurun drastis. Kini, desa tersebut memfokuskan pemantauan rutin dan mengurangi jumlah nyamuk jantan steril yang dilepaskan per minggu, dari semula lebih dari 1 juta ekor menjadi sekitar 300.000 ekor. Ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya efektif, tetapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.

Qian Wei dan timnya meyakini bahwa upaya pencegahan dini yang tepat, dikombinasikan dengan pengendalian populasi nyamuk yang terkontrol dengan baik, dapat memutus rantai penularan DBD secara efektif. Mereka berharap metode ini bisa diterapkan di lebih banyak daerah, tidak hanya di Guangzhou, tetapi juga di kawasan lain dengan tingkat risiko tinggi terhadap penyakit ini.

Dengan pendekatan yang berbasis pada pengendalian biologis dan ramah lingkungan ini, Guangzhou memberikan contoh penting dalam upaya global untuk memerangi penyakit menular seperti demam berdarah dengue.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *