8 Januari 2025
Peneliti BRIN pentingnya inovasi sosial

Lapak Warta – Pembangunan sikap toleransi dalam masyarakat Indonesia yang majemuk menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Peneliti dari Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Nur Prabowo Setyabudi, mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan inovasi sosial yang dapat memfasilitasi proses saling menghormati antar kelompok yang berbeda agama, budaya, dan pandangan hidup.

Nur menjelaskan bahwa di negara yang plural seperti Indonesia, yang dihuni oleh beragam kelompok agama dan budaya, sikap toleransi harus menjadi dasar dalam kehidupan bersama. “Inovasi sosial di dalam hidup beragama dan bertetangga harus didiskusikan agar tercipta kultur toleransi yang nyata,” ungkap Nur dalam sebuah diskusi daring yang berlangsung pada Jumat.

Menurutnya, dalam masyarakat yang semakin plural dan terfragmentasi, tingkat toleransi yang dibutuhkan harus semakin matang dan dewasa. Dengan demikian, akan tercipta kemaslahatan bagi semua pihak. Toleransi bukan hanya sekadar sikap menghormati, tetapi juga cara untuk memahami perbedaan dan merayakan keberagaman yang ada.

Nur juga menambahkan bahwa inovasi sosial yang dapat mengarah pada toleransi ini bisa tercipta melalui dialog terbuka antar kelompok. Dalam hal ini, dialog yang berbasis pada pemahaman terhadap kepentingan masing-masing kelompok penting untuk menjaga hubungan yang harmonis. Namun, yang lebih penting lagi adalah kesediaan untuk tetap menghormati perbedaan yang ada, bahkan ketika kepentingan tersebut tidak selalu sejalan.

Untuk mencapai hal tersebut, kepemimpinan yang bijak dari pemuka agama sangat dibutuhkan. Mereka harus mampu memahami pentingnya perbedaan serta menyampaikan nilai-nilai toleransi yang bisa diterima oleh semua kelompok. Pemuka agama, kata Nur, memainkan peran penting dalam menjembatani perbedaan dan mendorong dialog konstruktif antar umat beragama.

Di era digital ini, platform-platform daring bisa menjadi sarana yang sangat efektif untuk memfasilitasi dialog antar kelompok masyarakat yang berbeda. “Melalui platform digital, masing-masing kelompok dapat menyampaikan pandangan dan kepentingannya secara terbuka, tetapi tetap dalam kerangka saling menghormati,” ujar Nur.

Di sisi lain, Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan BRIN, Aji Sofanudin, menambahkan bahwa untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan beragama di Indonesia, pendekatan moderasi beragama menjadi kunci. Moderasi beragama merupakan upaya untuk menyeimbangkan antara kebebasan beragama dan kedamaian bersama. Menurut Aji, moderasi beragama sangat relevan dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan radikalisme dan ekstrimisme, yang dapat mengancam kerukunan antar umat beragama.

Aji juga menekankan bahwa moderasi beragama bukan berarti memaksakan satu pandangan agama tertentu, melainkan bagaimana setiap agama dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati tanpa adanya paksaan atau diskriminasi terhadap kelompok lainnya. “Strategi moderasi beragama ini sangat relevan untuk menghadapi tantangan dalam kerukunan umat beragama dan mencegah radikalisasi yang dapat memecah belah masyarakat,” kata Aji.

Dengan adanya pendekatan moderasi beragama dan inovasi sosial yang difasilitasi melalui dialog terbuka, Indonesia sebagai negara dengan keragaman budaya dan agama dapat semakin maju dan berkembang dalam harmoni. Inovasi sosial yang berbasis pada saling pengertian dan toleransi, didukung oleh kepemimpinan yang bijaksana serta kesadaran bersama, akan menciptakan masyarakat yang damai dan siap menghadapi tantangan zaman.

Pada akhirnya, untuk mewujudkan masyarakat yang lebih toleran, dibutuhkan komitmen dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, tokoh agama, hingga individu di tingkat komunitas untuk saling menghargai perbedaan dan bersama-sama menjaga kerukunan dalam kehidupan beragama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *