9 Februari 2025
Ketebalan Es Pegunungan Jayawijaya Menyusut Drastis: Bukti Nyata Perubahan Iklim

https://www.antaranews.com

Lapak Warta – Ketebalan es di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, mengalami penyusutan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan hasil pengamatan tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ketebalan es yang tersisa kini hanya sekitar empat meter. Hal ini merupakan penurunan drastis dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya yang menunjukkan ketebalan es mencapai 32 meter pada tahun 2010. Penurunan ketebalan es ini menjadi salah satu indikator nyata dari dampak perubahan iklim yang semakin terasa di Indonesia.

Donaldi Sukma Permana, Koordinator Bidang Standardisasi Instrumen Klimatologi BMKG, menyatakan bahwa pengukuran terakhir yang dilakukan terhadap tongkat ukur yang ditanam di Puncak Sudirman menunjukkan bahwa ketebalan es kini hanya tinggal sekitar empat meter. Pengukuran ini didasarkan pada observasi terhadap 14 stake yang telah terungkap, yang mengindikasikan bahwa gletser di kawasan tersebut semakin menipis.

Penyusutan ketebalan es ini diperkirakan juga dipengaruhi oleh fenomena cuaca ekstrem, salah satunya adalah El Niño yang terjadi pada beberapa waktu lalu. El Niño yang kuat pada tahun 2015-2016 turut mempercepat pencairan es di wilayah tersebut, yang pada saat itu menyebabkan ketebalan es turun menjadi sekitar 5,6 meter.

Selain penurunan ketebalan es, survei terbaru pada November 2024 juga menunjukkan bahwa luas permukaan es di Puncak Sudirman mengalami penurunan yang sangat drastis. Luas es yang sebelumnya tercatat sekitar 0,23 kilometer persegi pada tahun 2022, kini menyusut menjadi antara 0,11 hingga 0,16 kilometer persegi. Penyusutan luas dan ketebalan es ini menggambarkan perubahan signifikan yang terjadi di kawasan Pegunungan Jayawijaya, yang merupakan salah satu titik es yang tersisa di Indonesia.

Proses pengukuran yang dilakukan oleh tim gabungan BMKG dan PT. Freeport Indonesia sejak tahun 2010 kini menghadapi tantangan yang lebih besar. Sebelumnya, tim survei bisa melakukan pengukuran secara langsung dengan terbang menggunakan helikopter dan mendarat di permukaan es untuk mengukur ketebalan. Namun, sejak tahun 2017, survei dilakukan dengan mengandalkan gambar visual dan pengamatan terhadap keberadaan stake untuk menentukan ketebalan es yang semakin menipis. Meskipun demikian, tim survei tetap berkomitmen untuk melanjutkan penelitian ini, meskipun kondisi semakin sulit untuk mempertahankan es di daerah tersebut.

BMKG menilai bahwa pencairan es yang terjadi di Pegunungan Jayawijaya merupakan salah satu bukti nyata dari dampak perubahan iklim global. Data yang dihimpun oleh BMKG menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sebesar 1,45 derajat Celsius di atas suhu rata-rata pada masa pra-industri. Di Indonesia sendiri, kenaikan suhu rata-rata tercatat sebesar 0,15 derajat Celsius setiap 10 tahun, yang mengindikasikan percepatan perubahan iklim yang terjadi.

Albert C. Nahas, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, menjelaskan bahwa laju peningkatan suhu ini paling terasa di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan, Sumatera bagian selatan, Jakarta, serta Papua Pegunungan. Jika tren peningkatan suhu ini terus berlanjut, diperkirakan pada pertengahan abad ke-21 suhu di Indonesia akan melampaui ambang batas 1,5 derajat Celsius yang menjadi target mitigasi perubahan iklim global.

Perubahan iklim yang berdampak pada penurunan ketebalan es di Pegunungan Jayawijaya tidak hanya menunjukkan dampak lingkungan yang nyata, tetapi juga menjadi peringatan tentang pentingnya tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim. Survei yang dilakukan oleh BMKG dan PT. Freeport Indonesia di Pegunungan Jayawijaya menjadi bukti betapa pentingnya pengamatan terhadap fenomena ini, mengingat daerah tersebut merupakan salah satu area terakhir yang menyimpan es di Indonesia. Upaya untuk memahami lebih dalam mengenai dinamika es dan dampaknya terhadap lingkungan menjadi semakin mendesak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *