12 Mei 2025
Menag Imbau Pejabat Tidak Gunakan Fasilitas Negara

Sumber: antaranews.com

Lapak Warta – Menjelang Lebaran 2025, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan para pejabat, khususnya yang berada di lingkungan Kementerian Agama, agar tidak memanfaatkan fasilitas negara untuk keperluan pribadi. Ia menegaskan bahwa kendaraan dinas maupun fasilitas lainnya seharusnya tidak digunakan untuk kepentingan di luar tugas negara, termasuk saat pulang kampung.

Dalam sebuah pertemuan di Jakarta pada Rabu, Menteri Agama menyampaikan bahwa dirinya mengimbau seluruh pejabat untuk menggunakan kendaraan pribadi jika hendak pulang kampung selama libur Lebaran. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral serta etika dalam menjalankan amanah sebagai pejabat publik.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejak pertama kali menjabat sebagai pejabat negara, komitmen untuk tidak menggunakan fasilitas negara demi kepentingan pribadi telah ia pegang teguh. Selama 12 tahun bertugas di Kementerian Agama, baik saat menjabat sebagai Direktur Jenderal maupun Wakil Menteri, ia selalu berusaha bersikap hati-hati dalam memanfaatkan fasilitas negara.

Ia juga mengungkapkan bahwa kendaraan dinas tidak pernah digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk untuk mengantar keluarga atau sanak saudara. Selain itu, ia juga memilih untuk tidak tinggal di rumah dinas karena khawatir fasilitas seperti listrik dan air yang dibiayai negara digunakan oleh tamu-tamu pribadinya.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengisahkan sebuah teladan dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang dikenal dengan kebijaksanaannya dalam mengelola keuangan negara. Diceritakan bahwa ketika anaknya datang ke kantor dengan membawa urusan pribadi, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memilih untuk mematikan lampu yang ada di kantornya. Alasannya adalah karena lampu tersebut menggunakan dana negara, sehingga tidak seharusnya dipakai untuk kepentingan keluarga.

Menag menekankan bahwa dalam menjalani kehidupan, hal yang paling penting bukanlah harta yang melimpah atau jabatan yang tinggi, melainkan keberkahan. Ia mengingatkan bahwa kekayaan yang besar tidak akan memiliki makna jika keluarga tidak mendapat keberkahan.

Sebagai contoh, ia mengungkapkan bahwa memiliki banyak harta tidak akan membawa kebahagiaan apabila keluarga mengalami berbagai masalah, seperti anak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, pasangan hidup yang tidak setia, atau kondisi kesehatan yang terus memburuk. Baginya, situasi seperti itu sama saja dengan merasakan neraka sebelum waktunya.

Selain itu, Menag juga mengutip sebuah hadis yang menyebutkan bahwa setiap daging yang tumbuh dari barang haram hanya dapat dibersihkan melalui api neraka. Bahkan, dikatakan pula bahwa seseorang yang mengonsumsi makanan haram, shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.

Ia menegaskan bahwa jika setiap hari seseorang terbiasa mengonsumsi sesuatu yang berasal dari sumber yang tidak halal, maka sia-sialah ibadah yang dilakukan. Hal ini juga berdampak pada keluarga, di mana anak-anak yang tumbuh dari hasil yang tidak halal akan sulit untuk menjadi anak yang sholeh.

Melalui pesan ini, Menteri Agama berharap agar para pejabat dapat menjaga integritas dalam menjalankan tugasnya serta selalu berupaya mencari keberkahan dalam kehidupan. Dengan tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, diharapkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dapat terus ditegakkan dalam birokrasi pemerintahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *