
Sumber: antaranews.com
Lapak Warta – Komisi X DPR RI mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk memperluas cakupan program pendidikan gratis “Gratispol.” Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan bahwa program ini masih memiliki banyak potensi yang belum dimaksimalkan untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, terutama bagi pelajar dan mahasiswa yang berkeinginan melanjutkan studi ke luar negeri.
Dalam kunjungannya ke Samarinda pada Kamis (12/3), Hetifah mengapresiasi upaya Pemprov Kaltim yang menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). Namun, dia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi pelajar di wilayah tersebut untuk bisa melanjutkan pendidikan ke luar negeri, terutama terkait dengan keterbatasan biaya dan persyaratan administrasi.
Meskipun banyak negara yang menawarkan beasiswa untuk mahasiswa internasional, Hetifah mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi oleh calon penerima beasiswa dari Kaltim adalah biaya transportasi dan pengurusan visa. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar Pemprov Kaltim membangun kerjasama dengan universitas-universitas di luar negeri. Dengan adanya kemitraan ini, diharapkan lebih banyak mahasiswa Kaltim mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Hetifah juga berharap Universitas Mulawarman (Unmul) dapat menjalin kemitraan dengan berbagai institusi pendidikan tinggi internasional untuk membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa Kaltim.
Menurut Hetifah, kemitraan ini tidak hanya akan memperbesar peluang bagi pelajar Kaltim untuk mendapatkan beasiswa luar negeri, tetapi juga akan memperkaya pengalaman dan pengetahuan mereka. Pengalaman internasional tersebut akan membantu meningkatkan kualitas lulusan dari provinsi tersebut, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi besar pada kemajuan Kaltim.
Selain itu, Hetifah juga menyoroti pentingnya adanya fleksibilitas dalam program beasiswa yang ditawarkan oleh Pemprov Kaltim. Ia mengungkapkan bahwa Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang diluncurkan oleh pemerintah pusat memiliki sejumlah batasan, seperti pembatasan usia dan tahun kelulusan. Hal ini mengakibatkan beberapa calon mahasiswa tidak dapat mengakses bantuan pendidikan tersebut.
Untuk itu, Hetifah mengusulkan agar Pemprov Kaltim mengembangkan program beasiswa daerah yang dapat mengakomodasi mereka yang telah lulus SMA/SMK, namun baru memutuskan melanjutkan pendidikan setelah beberapa tahun bekerja. Ia menekankan bahwa dengan adanya fleksibilitas ini, semakin banyak masyarakat yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Ia juga menambahkan bahwa penting bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta untuk bekerja sama demi meningkatkan kualitas SDM di Kaltim. Hetifah berharap agar perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor pertambangan turut mendukung pendidikan melalui program beasiswa untuk masyarakat setempat. Sinergi yang kuat antara berbagai pihak ini, menurutnya, akan memungkinkan generasi muda Kaltim memiliki lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan berkontribusi dalam pembangunan daerah mereka.
Hetifah juga menegaskan bahwa Komisi X DPR RI akan terus berupaya untuk meningkatkan kuota penerima KIP Kuliah untuk mahasiswa Kaltim. Selain itu, ia berharap agar program-program beasiswa lain seperti Program Indonesia Pintar (PIP) terus dapat dijalankan dan menjangkau lebih banyak siswa dan mahasiswa di daerah tersebut, termasuk mereka yang belajar di sekolah swasta.
Keberlanjutan program beasiswa, menurut Hetifah, perlu diperkuat dengan dukungan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, Komisi X DPR RI akan terus mengawal berbagai program beasiswa nasional agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh para pelajar dan mahasiswa di Kaltim.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan akses terhadap pendidikan berkualitas di Kaltim dapat semakin terbuka. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap pengembangan SDM yang kompeten dan siap berkontribusi pada pembangunan Kaltim yang lebih maju.