
Lapak Warta – Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII) menilai bahwa sudah waktunya Apple, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, mendirikan fasilitas perakitan di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama dengan produsen komponen lokal sekaligus meningkatkan kontribusi Apple terhadap perekonomian nasional.
Fadli Hamsani, Ketua Umum WANTRII, menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar besar bagi produk Apple, terutama di kalangan generasi muda. Dengan pasar yang terus berkembang, menurutnya, langkah strategis seperti pembangunan pabrik perakitan sudah sewajarnya dilakukan. Selain itu, investasi tersebut akan mendukung upaya Apple dalam memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produknya.
Hingga Oktober 2024, Apple tercatat menguasai 12 persen pangsa pasar ponsel di Indonesia, dengan 2,61 juta unit iPhone terjual di pasar domestik sepanjang tahun 2023. Angka ini bahkan melampaui penjualan Apple di Vietnam, yang hanya mencapai 1,43 juta unit. Data tersebut menunjukkan bahwa potensi pasar Indonesia sangat besar, sehingga mendirikan pabrik perakitan di tanah air dapat menjadi langkah strategis untuk memperkuat penjualan produk Apple.
Selain itu, negosiasi yang direncanakan akan digelar pada 7-8 Januari 2025 dipandang sebagai momen penting bagi pemerintah untuk mendorong realisasi investasi tersebut. Fadli menekankan pentingnya strategi negosiasi yang cermat agar Apple benar-benar merealisasikan komitmen investasinya. Pemerintah, menurutnya, perlu memastikan bahwa kepentingan ekonomi nasional menjadi prioritas dalam setiap diskusi dengan pihak Apple.
Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Mohamad Dian Revindo, turut memberikan pandangannya terkait dampak positif yang diharapkan dari investasi langsung Apple. Menurutnya, pembangunan pabrik di Indonesia akan menciptakan peluang kerja bagi talenta terbaik di dalam negeri. Selain itu, kerja sama dengan rantai pasok komponen ponsel lokal juga akan membuat harga produk menjadi lebih kompetitif.
Revindo menambahkan bahwa kerja sama semacam ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga berpotensi mendorong orientasi ekspor ke berbagai negara. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dapat mengutamakan strategi yang memperkuat posisi Indonesia sebagai lokasi produksi strategis dalam ekosistem global Apple.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga menyampaikan harapannya agar Apple memilih skema investasi yang lebih signifikan. Hingga tahun 2023, Apple baru memilih skema inovasi melalui pembangunan Apple Academy. Namun, pemerintah berharap Apple dapat mengambil opsi investasi pertama, yakni pembangunan fasilitas produksi atau pabrik. Agus menjelaskan bahwa dengan adanya fasilitas produksi, lapangan kerja yang tercipta dari investasi tersebut akan lebih signifikan.
Kementerian Perindustrian mencatat bahwa nilai investasi Apple, yang disebut mencapai 1 miliar dolar AS, masih belum memenuhi prinsip keadilan bila dibandingkan dengan investasi serupa di negara lain. Hal ini mempertimbangkan beberapa aspek, seperti kontribusi terhadap nilai tambah, pemasukan negara, dan penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem lokal.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa Apple akan segera mengumumkan rencana realisasi investasinya di Indonesia pada Selasa ini. Pengumuman tersebut diharapkan menjadi titik awal bagi kerja sama yang lebih mendalam antara Apple dan Indonesia.
Melalui negosiasi yang efektif dan realisasi investasi yang konkret, pemerintah berupaya agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar konsumen, tetapi juga berkembang menjadi lokasi produksi strategis. Dengan skema investasi yang tepat, Apple diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan ekosistem teknologi dan industri dalam negeri, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Investasi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi Apple, tetapi juga membawa dampak positif yang luas, seperti menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat daya saing produk lokal, dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi Indonesia di masa depan.