9 Februari 2025
Indonesia dan India Bersinergi Kembangkan Energi

Lapak Warta – Pemerintah Indonesia melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tengah mengajak India untuk memperkuat kerja sama dalam pengembangan energi terbarukan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi krisis iklim global yang semakin mendesak. Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno, menyampaikan harapan agar India dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam mengembangkan sektor energi terbarukan. Menurutnya, kerja sama ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menghadapi tantangan besar terkait perubahan iklim yang mempengaruhi seluruh dunia.

Eddy menjelaskan, dalam waktu dekat Indonesia berencana untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET), yang diharapkan dapat mendukung transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Dalam sebuah diskusi bertajuk Green South Alliance: Energy Transition Convening Indonesia Chapter yang berlangsung di Jakarta, ia menambahkan bahwa Indonesia menghadapi tiga tantangan utama dalam pengembangan energi terbarukan: regulasi, pendanaan, dan pengembangan teknologi.

“Semoga Indonesia dapat segera mengesahkan RUU EBET, dan dalam prosesnya, kami membuka peluang untuk bekerja sama dengan negara-negara lain, termasuk India, serta sektor swasta untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan,” kata Eddy. Indonesia menyadari bahwa transisi energi membutuhkan kerja sama internasional, terutama dalam aspek pendanaan dan transfer teknologi. Salah satu bentuk kerja sama yang dimaksud adalah transfer pengetahuan (knowledge transfer), pengembangan teknologi bersama, dan kemitraan dalam riset transisi energi.

Lebih lanjut, Eddy menegaskan bahwa pengembangan energi terbarukan bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi yang terbatas. Dengan beralih ke energi terbarukan, diharapkan konsumsi energi fosil dapat dikurangi, yang pada gilirannya akan memperlambat laju perubahan iklim global.

Selain itu, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard, menambahkan bahwa transisi energi juga penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, transisi energi tidak hanya akan membantu mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga mengamankan pasokan energi dalam jangka panjang dan mempertahankan stabilitas ekonomi negara.

Bappenas, bersama Swaniti Global dan Green South Alliance – Energy Transition (Indonesia Chapter), telah menjalin kerja sama untuk menghadapi tantangan terkait energi dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di kawasan Asia Selatan dan Indonesia. Dalam forum ini, berbagai pemangku kepentingan mendiskusikan langkah-langkah strategis untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan dan berkeadilan, dengan menekankan penggunaan energi terbarukan yang lebih luas dalam sektor-sektor ekonomi Indonesia.

Sebagai bagian dari rencana ini, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam berbagai sektor perekonomian pada tahun 2025. Beberapa langkah yang direncanakan termasuk penerapan kebijakan karbon kredit secara lebih luas, pengalihan subsidi bahan bakar fosil menuju subsidi energi terbarukan, dan mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari pengurangan emisi karbon.

Transisi energi yang adil dan berkelanjutan ini menjadi penting tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk negara-negara di Asia Selatan, termasuk India, yang juga menghadapi tantangan serupa dalam hal pemenuhan kebutuhan energi yang ramah lingkungan. Melalui kerja sama yang erat, kedua negara berharap dapat mempercepat implementasi solusi-solusi yang menguntungkan bagi masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *