17 Maret 2025
Kemendukbangga menurunkan 600 ribu TPK

Lapak Warta – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), yang juga dikenal dengan nama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), berkomitmen untuk menanggulangi stunting di Indonesia dengan melibatkan lebih dari 600 ribu personel Tim Pendamping Keluarga (TPK). Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk menurunkan prevalensi stunting yang masih menjadi masalah serius bagi kesehatan anak-anak di Indonesia. Melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Kemendukbangga berharap dapat mempercepat penurunan angka stunting yang secara langsung berhubungan dengan kualitas hidup anak-anak bangsa.

Mendukbangga dan Kepala BKKBN, Wihaji, dalam keterangan resminya, menyampaikan bahwa lebih dari 600 ribu personel TPK telah tersebar di seluruh Indonesia. Mereka berfungsi sebagai kekuatan utama dalam mendukung gerakan pencegahan stunting, yang merupakan tantangan besar bagi Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional. “Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di seluruh Indonesia adalah pasukan besar yang berperan penting dalam mendukung Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Mereka akan menjadi ujung tombak dalam menurunkan prevalensi stunting,” jelas Wihaji.

Wihaji juga menekankan pentingnya para kepala perwakilan BKKBN di tingkat provinsi untuk fokus pada penyelamatan keluarga yang berisiko stunting. Menurutnya, lebih baik fokus pada isu yang dapat memberikan dampak jangka panjang, seperti penurunan stunting, daripada mengatasi banyak persoalan yang tidak berkelanjutan. “Kami harus bergerak secara strategis dengan memperkuat data, memastikan kecukupan gizi, dan menciptakan jembatan antara penyuluh dengan penerima manfaat,” ungkapnya.

Program Genting ini dirancang sebagai sebuah upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, yang dikenal dengan konsep pentahelix. Ini berarti program tersebut melibatkan unsur-unsur masyarakat, perusahaan, akademisi, dan pemerintah untuk bersama-sama mengatasi masalah stunting. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat mempercepat upaya pencegahan stunting secara lebih efektif dan menyeluruh.

Selain itu, Kemendukbangga juga telah menjalin komunikasi intensif dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperkuat sinergi dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis, yang juga berfokus pada penurunan stunting. Dengan bekerja sama, kedua lembaga ini akan memastikan bahwa program pencegahan stunting dapat berjalan lebih efisien dan tepat sasaran. “Kami optimis bahwa kolaborasi antara BKKBN, BGN, dan berbagai pihak lainnya akan memberikan dampak signifikan dalam upaya menurunkan angka stunting,” ujar Wihaji.

Sukaryo Teguh Santoso, Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, menambahkan bahwa koordinasi yang baik dan tata kelola yang efektif sangat penting untuk memastikan keberhasilan program Genting. Program ini menargetkan 1 juta anak asuh dalam jangka pendek. “Hingga hari ini, kami telah mencatat ada 34.681 anak asuh dari target 1 juta. Kami berupaya untuk mencapai target ini dalam waktu dekat dan melanjutkan target-target berikutnya,” ungkap Sukaryo. Ia menekankan bahwa koordinasi yang optimal akan memastikan program ini dapat berjalan tepat waktu, efisien, dan memberikan manfaat maksimal bagi keluarga yang membutuhkan.

Dengan melibatkan lebih dari 600 ribu TPK dan bekerja secara kolaboratif dengan berbagai pihak, Kemendukbangga berharap dapat menciptakan perubahan signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Program Genting ini diharapkan bukan hanya menjadi upaya jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *